Minggu, 13 Februari 2011

Surat dan Amplop

Surat

Surat adalah dokumen tertulis yang umumnya berada di dalam amplop. Untuk mengirim surat, seseorang harus membeli perangko yang berfungsi sebagai alat pembayaran Sistem ini. Perangko kemudian ditempelkan di surat. Nilai perangko tergantung kepada tujuan pengiriman. Semakin besar nilai nominalnya, maka surat yang dikirimkan akan semakin cepat sampai kepada tujuan.

Amplop

Amplop adalah sebuah bungkus dari surat atau benda yang dikirimkan per pos. Sebuah amplop biasanya terbuat dari kertas yang dipotong berbentuk belah ketupat dan dilipat sedemikian rupa.

Di muka amplop pada sebelah kanan bawah nama dam alamat penerima kiriman pos ini ditulis sementara biasanya di sebelah kanan atas atau di sebelah belakang nama dan alamat pengirim ditulis. Sebuah amplop bisa langsung ditutup karena biasanya memiliki perekat.

Amplop terdapat dalam berbagai jenis dan ukuran. Beberapa jenis amplop memiliki jendela sehingga nama dan alamat penerima bisa ditulis dalam surat sendiri.

Etmologi Amplop
Kata amplop merupakan kata serapan dari bahasa Belanda envelop. Sementara bahasa Belanda menyerapnya dari bahasa Perancis enveloppe yang dilafazkan sebagai /ɑ̃.və.lɔp/. Kata ini dalam bahasa Perancis merupakan turunan dari kata kerja envelopper yang artinya ialah “membungkus”.


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Amplop
http://id.wikipedia.org/wiki/Surat

Rabu, 26 Januari 2011

Pos dan Kantor Pos

POS

Pos adalah bagian sistem pos, yakni sistem di mana dokumen tertulis dan paketan kecil ditempatkan di seluruh dunia. Setiap yang dikirim melalui sistem pos disebut pos.

Layanan pos bisa bersifat swasta maupun publik. Pemerintah sering membuat aturan tentang sistem penempatan pos. Sejak abad ke-19, sistem pos nasional umumnya telah dikendalikan oleh pemerintah, yang mewajibkan seseorang membayar untuk mengirim sesuatu, yang biasanya dalam bentuk perangko. Biasanya pemerintah hanya mengizinkan layanan pos swasta mengirimkan paketan parsel (bukan surat).

Sistem pos sering melakukan banyak hal selain mengirim surat. Di beberapa negara, sistem pos juga melayani sistem telepon dan telegraf. Di negara lain, sistem pos juga ada melayani paspor.

Pos Di Indonesia
Pos Indonesia adalah BUMN yang menyediakan layanan komunikasi, keuangan, dan logistik di Indonesia.

Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang No. 6 tahun 1984 tentang Pos dan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1985 tentang Penyelenggaraan Pos menugaskan kepada PT Pos Indonesia (Persero) untuk melaksanakan Kewajiban Pelayanan Umum Bidang Pos.

KANTOR POS

Kantor pos adalah fasilitas fisik tidak bergerak untuk melayani penerimaan, pengumpulan, penyortiran, transmisi, dan pengantaran surat dan paket pos.

Kantor pos menjual benda-benda pos dan filateli, seperti prangko, kartu pos, amplop, dan perlengkapan untuk membungkus paket. Di beberapa negara, kantor pos berfungsi sebagai tempat penerimaan aplikasi paspor, pengiriman weselpos atau money order, penjualan asuransi, pemesanan barang, serta layanan giropos dan perbankan.

Di dalam kantor pos terdapat berbagai loket yang dibagi-bagi menurut jenis layanan, seperti loket pengiriman surat dalam negeri, loket surat luar negeri, dan loket weselpos. Di ruangan utama kantor pos biasanya memiliki beberapa meja yang di atasnya sering diletakkan bolpen, pensil, lem, atau karet busa yang dibasahi dengan air. Pemakai jasa pos bisa menggunakan meja untuk menulis atau menyiapkan surat atau paket yang hendak dikirim.

Di tempat yang agak terpisah dari ruangan utama kantor pos biasanya terdapat kotak pos untuk disewa individu atau pemilik bisnis yang tidak ingin mengumumkan alamat jelas atau berada di alamat tidak terjangkau layanan pos. Di ruang belakang kantor pos terdapat ruangan sortir untuk memilah-milah surat sebelum disampaikan ke kantor pos yang lebih besar atau diantarkan kepada alamat yang dituju.

Kantor Pos Di Indonesia
Dalam sistem layanan Pos Indonesia, kantor pos dibantu bis surat dan unit layanan bergerak seperti pos keliling di kota atau desa. Kantor pos juga memiliki layanan penyewaan komputer yang terhubung ke Internet.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kantor_pos
http://id.wikipedia.org/wiki/Pos

Minggu, 23 Januari 2011

Data Teknis Perangko

Pada umumnya prangko dicetak oleh percetakan negara. Di Indonesia, prangko dicetak oleh Perum Peruri. Dewasa ini, pencetakan dilakukan dengan menggunakan mesin-mesin modern namun secara garis besar tetap mengikuti prinsip-prinsip di bawah ini:
• Cetak tinggi (typography)
• Cetak dalam (engraving)
• Cetak rata (lithography)
• Cetak limpah (offset)

Dalam keadaan darurat, ada prangko-prangko yang dicetak dengan klise terdiri dari huruf-huruf lepas (typeset) seperti halnya orang mencetak kartu nama sebagai contoh prangko yang dikeluarkan oleh Malta pada tahun 1925. Kadang-kadang masih disetai klise gambar seperti pada prangko milik British Guiana (1856) yang merupakan prangko termahal di dunia. Prangko-prangko yang dicetak dengan menggunakan cetaktindih umumnya menggunakan typeset sebagai contoh prangko edisi RIS, RIAU, UNTEA.
Umumnya ada prangko-prangko yang tercetak menyimpang dari prangko umumnya. Karena jumlahnya sedikit, prangko-prangko yang cetakannya menyimpang menjadi incaran para filatelis, karena langka dan harganya sangat mahal. Sebagai gambaran bila prangko yang bergambar penari piring tercetak dengan piring yang menghadap ke atas, maka ada prangko yang bergambar penari piring tercetak dengan piring yang menghadap ke bawah, dan prangko inilah yang kemudian menjadi incaran para kolektor.

Kertas
Dewasa ini prangko dicetak pada kertas putih, tetapi ada juga yang dicetak pada kertas berwarna dengan maksud tertentu. Kertas juga menggambarkan masa atau negara mana yang mengeluarkan prangko tersebut.

Perekat
Ada prangko-prangko yang sudah diberi perekat, namun umumnya prangko di Indonesia diterbitkan tidak diberi perekat.

Gambar
Sebagai identitas negara, maka prangko-prangko diterbitkan dengan gambar kepala negara, raja atau tokoh terkenal suatu negara, kemudian memuat angka tahunatau harga nominal dengan hiasan seperlunya. Namun demikian selain gambar tokoh atau kepala negara, prangko diterbitkan dengan gambar-gambar lain sebagai sarana promosi, peringatan atau lainnya.

Nama negara
Prangko memuat nama negara, ada yang memuat nama resmi negara baik dalam bahasa inggris atau bahasa resmi negaranya, ada yang memuat dua bahasa seperti prangko Belgia, Kanada, Afrika Selatan, Srilanka dan Finlandia, bahkan ada yang mempergunakan 3 bahasa seperti Cyprus dan Israel. Swiss menggunakan nama latinnya "Helvetia".
Nama-nama negara ada juga yang disingkat sebagai contoh DDR (Jerman Timur), CCCP (Uni Sovyet), RSA (Afrika Selatan), UAR (Mesir), USA (Amerika Serikat) dan lain sebagainya. Di Indonesia, pada masa revolusi, prangko-prangko Hindia Belanda dan Jepang dicetak tindih dengan NRI.
Adakalanya prangko-prangko yang sama digunakan 2 atau 3 negara bersama-sama, sehingga nama negaranya dicantumkan bersama seperti Rhodesia-Nyassa dan Kenya-Uganda-Tanganyika.

Teks
Dari teks yang terdapat pada prangko dapat diketahui bahwa beberapa prangko tertentu diterbitkan untuk keperluan khusus misalnya prangko dengan teks "pos Udara", "dinas", dan lain lain.

Warna
Pemberian warna pada prangko bertujuan untuk membedakan jenis maupun harga prangko. Selain itu, variasi warna pada prangko bertujuan untuk menarik perhatian konsumen.

Tanda air
Tanda air atau watermark adalah identitas yang diberikan oleh pembuat kertas berharga seperti uang, prangko atau sertifikat. Watermark adalah gambar yang khusus dilihat bila kertas tersebut dibentangkan cahaya atau detektor khusus, hal ini digunakan untuk menghindari pemalsuan.
Prangko yang dikeluarkan oleh persemakmuran Inggris bertanda air "mahkota" yang bentuknya berlainan dan memakai huruf CC (Crown Colony) atau CA (Crown Agency). Prangko-prangko Jepang bertanda air garis-garis gelombang dan prangko Belanda bertanda air lingkara-lingkaran kecil, Jerman menggunakan garis-garis silang. Selain itu, gambar lambang negara juga diguanakan sebagai tanda air prangko. Prangko Republik Indonesia tidak bertanda air , hanya seri porto 1950 cetak tindih pada prangko Ned. Indie (Nederland Indie atau Hindia Belanda) bertanda air C of A karena prangko tersebut dicetak di Australia dengan kertas prangko negara tersebut yang bertanda air Cof A (Commonwealth of Australia).
Prangko-prangko pada zaman revolusi Indonesia ada yang dicetak pada kertas bertanda air "Padalarang" atau "Made in USA" (1949).

Perforasi
Perforasi merupakan baris lubang-lubang diantara deretan prangko dalam lembaran, diadakan dengan maksud agar prangko-prangko tersebut mudah disobek. Preforasi yang disobek merupakan "gigi-gigi" pada prangko.
Perforasi pada prangko diberlakukan oleh Archer di Inggris pada tahun 1864, sebelumnya prangko diterbitkan tanpa perforasi sehingga untuk menggunakan, prangko tersebut perlu digunting dari lembarannya. Prangko tanpa perforasi memiliki harga yang lebih mahal daripada prangko dengan jenis yang sama yang diterbitkan tanpa gigi.
Perforasi ada 3 macam:
• Perforasi baris
• Perforasi sisir
• Perforasi blok
Perforasi sendiri tidakhanya berbentuk lubang, tetapi dapat berbentuk :
• Tusuk jarum (pin perporation)
• Tusuk pisau (roulette)

Cetak tindih
Prangko yang sudah beredar kemudian diberi tanda cetakan lagi disebut cetak tindih. Kadang-kadang tambahan cetakan ini dilakukan dengan mesin cetak yang sederhana yang dapat menimbulkan bermacam-macam perbedaan, penyimpangan dan kesalahan. Adapula yang hurufnya rusak (cetak tindih UNTEA 1962) . Adapula yang dilakukan dengan cap tangan/cap karet (Pendudukan Jepang dan masa Revolusi Indonesia). Prangko-prangko yang diberi cetak tindih berjumlah lebih sedikit daripada prangko aslinya, sehingga nilainya menjadi lebih tinggi dan menjadi incaran kolektor, dengan cetak tindih yang ada, para kolektor dapat memahami peristiwa sejarah yang dialami suatu negara atau wilayah. Umumnya, cetaktindih dilakukan secara darurat atau lokal oleh kantor pos setempat.

Perubahan harga nominal yang mendadak
Biasanya bila terjadi perubahan tarif pos untuk menghabiskan persediaan lama yang masih banyak. Sebagai contoh pada Desember 1965 prangko Indonesia dibubuhi cetak tindih "sen" menggantikan "rupiah" berhubung revaluasi mata uang rupiah. Pada masa revolusi, prangko di Sumatera banyak sekali prangko yang harga nominalnya diberi tindihan.

Digunakan untuk daerah tertentu
Sebagai contoh prangko "RIAU" (1954-1960) dan "IRIAN BARAT" (1963-1970) yang masing masing memakai mata uang Str $ (Strait Dollar) dan Gulden.

Keperluan khusus
Prangko-prangko tersebut dicetak untuk keperluan khusus dimana tidak sempat diterbitkan prangkonya, sebagai contoh prangko Seri Bencana Alam (1953) dan 1961, cetak tindih "Pos Udara" pada prangko Sumatera dan cetak tindih "Resmi" pada serti Cetakan Wina.

Perubahan nama negara
Pada pergantian kekuasaan dari tangan Belanda ke tangan Jepang (1942) prangko Hindia-Belanda dibubuhi cetaktindih Jepang, ada yang dilakukan secara setempat atau darurat dan ada pula yang dilakukan secara mekanis di kota-kota besar. Jenisnya banyak sekali. Di Indonesia Timur oleh Angkatan Laut (Kaigun) dan di Jawa dan Sumatera oleh Angkatan Darat (Rikugun).

Pada tahun 1945 cetak tindih "R.I.", "N.R.I.", "Rep. Indonesia", "Republik Indonesia" diterakan pada:
* Prangko Hindia (Nederl. Indie)
* Prangko Hindia Blanda yang sudah dibubuhi cetaktindih oleh Jepang;
* Prangko yang diterbitkan oleh Jepang sendiri.

Cetak tindih sebagai peringatan
Prangko Cetakan Wina antara lain dibubuhi cetak tindih:
* "Merdeka Djokjakarta 6 Djuli 1949"
* "Republik Indonesia Serikat 27 Des. 1949"

Peralihan pemerintah
Di Irian Jaya (Papua), prangko "Nederl. Nieuw Guinea" selama pemerintahan peralihan oleh PBB dibubuhi cetak tindih UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) yang berlaku mulai Oktober 1962 sampai Maret 1963. Cetak tindih tersebut dilakukan di Holandia (Jayapura) dan di Haarlem (Nederland).

Cetak tindih di dalam dunia filateli dikenal 2 macam istilah yaitu:
Surcharge, Yakni Cetak tindih yang dibubuhi akan berakibat pada perubahan harga pada prangko aslinya.
Overprint Yakni, jika cetaktindih hanya dimaksudkan untuk mengubah nama negara untuk peringatan dan sebagainya yang tidak ada kaitannya dengan perubahan harga.

Sabtu, 22 Januari 2011

Bentuk, Ukuran, dan Komposisi Perangko

Komponen pokok pada sebuah prangko:
1. Gambar
2. Perforasi
3. Harga
4. Nama negara

Pada mulanya prangko-prangko diterbitkan dalam bentuk persegi panjang sesuai dengan bingkai potret raja (yang dijadikan gambar prangko) dari negara penerbitnya. Kemudian digunakan bentuk persegi panjang mendatar yang lebih serasi untuk prangko-prangko peringatan. Beberapa bentuk prangko diantaranya ialah bentuk bujur sangkar yang pertama kali dipergunakan oleh Bavaria pada tahun 1849, bentuk segitiga yang pertama kali dipergunakan oleh Cape of Good Hope (Afrika Selatan) pada tahun 1853, bentuk segi delapan dipergunakan Yunani pada tahun 1898 dan masih ada lagi bentuk-bentuk lainnya.

Prangko-prangko yang pernah digunakan di Indonesia diterbitkan dalam bentuk persegi panjang, segiempat sama sisi dan segitiga sama sisi (terbitan pemerintah Hindia Belanda).

Ukuran prangko
Pada mulanya prangko-prangko dibuat sepraktis munkin, tidak terlalu besar tetapi juga tidak terlalu kecil. Prangko-prangko pertama kebanyakan diterbitkan dalam ukuran 25 x 18 mm. Kemudian ukurannya disesuaikan denga kebutuhan penerbitannya. Prangko terkecil adalah prangko Mecklenburg Scwein (Jerman) yang diterbitkan pada tahun 1856 berukuran 9 x 9 mm, sedangkan prangko terbesar adalah prangko Amerika Serikat yang diterbitkan pada tahun 1856 berukuran 53 x 97 mm. Umumnya prangko-prangko yang harga nominalnya lebih tinggi diterbitkan lebih besar daripada yang harga nominalnya rendah seperti halnya dengan prangko-prangko terbitan Hindia Belanda, Inggris, dan Belanda.

Komposisi perangko
Komposisi prangko atau susunan prangko biasanya berjajar, satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan perforasi dan dalam satu lembar (sheet) terdapat prangko dengan desain dan harga nominal yang sama. Namun dewasa ini beberapa negara termasuk Indonesia telah menerbitkan prangko bergandengan yaitu beberapa macam prangko dicetak menjadi satu sehingga membentuk suatu kesatuan prangko. Setiap prangko memuat harga nominal sendiri-sendiri dan antara prangko yang satu dengan prangko yang lainnya diberi perforasi sehingga mudah dipisahkan. Termasuk dalam katagori prangko bergandengan ialah:
• Prangko Se-tenant
o Beberapa prangko yang dicetak bergandengan dan keseluruhannya membentuk sebuah gambar yang utuh. Contoh prangko seri Borobudur 1868, Olimpiade Mexico 1968, Seni Lukis Tradisional 1981, Bangsa Peduli Lingkungan 1993.
o Beberapa prangko yang masing-masing memuat gambar yang berlainan, tetapi dicetak bergandengan. Contoh Prangko seri Amphilex 1971, Sensus Ekonomi 1986 dan Cinta Puspa dan Satwa 1993.
• Tete-Beche: Dua keping dicetak bergandengan yang satu terletak terbalik terhadap yang lainnya. Apabila letak 2 prangko tersebut berdampingan, maka disebut tete-beche horizontal, dan apabila letak 2 prangko tersebut yang satu berada di bawah yang lainnya, maka disebut tete-beche vertikal.
• Gutter-Pair: Antara dua prangko terdapat satu bidang berbentuk prangko tanpa harga nominal dan tidak dapat digunakan untuk harga nominal dan ridak dapat digunakan untuk melunasi biaya pengeposan. Pada bidang tersebut biasanya dimuat suatu pesan khusus, logo, atau disain lain yang menarik. Prangko seri "100 Tahun Museum Zoologicum Bogoriense" dengan harga nominal Rp 1000,- (1994).

Sumber:
 Wikipedia

Selasa, 18 Januari 2011

Jenis-Jenis Perangko

Perangko definitif
Perangko definitif atau prangko biasa yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan prangko sehari-hari, tidak ada kaitannya dengan suatu kejadian atau peristiwa. Perangko tersebut terdiri dari beberapa pecahan harga mulai dari harga nominal rendah sampai yang harga nominal tinggi. Oplah cetak untuk tiap pecahan harga juga tidak sama tergantung mana yang lebih banyak digunakan. Perangko jenis ini apabila persediaannya menipis akan dicetak ulang sesuai dengan kebutuhan. Masa jual perangko tersebut tidak terbatas sampai ada instruksi dari Pemerintah. Contohnya adalah :
• Perangko seri Hewan (1956)
• Perangko seri Alat musik (1967)
• Perangko seri Presiden Soekarno
• Perangko seri Presiden Soeharto
• Perangko seri PELITA (Pembangunan Lima Tahun

Perangko peringatan
Perangko peringatan yaitu perangko yang penerbitannya dikaitkan dengan suatu kejadian atau peristiwa dan dimaksudkan untuk memperingati kejadian atau peristiwa, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Contoh dari perangko ini adalah
• 100 tahun perangko Indonesia
• 10 tahun Konferensi Asia-Afrika
• 25 tahun ASEAN

Perangko istimewa
Perangko Istimewa yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk menarik perhatian masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri mengenai kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh Pemerintah dalam berbagai bidang, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Contohnya adalah:
• Perangko seri pariwisata 1988
• Perangko seri Flora 1989
• Perangko seri Fauna 1989
• Perangko seri World Cup Italia 1990

Perangko amal
Perangko Amal yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk menghimpun dana bagi kepentingan amal dan dijual dengan harga tambahan. Pendapatan dari hasil penjualan perangko ini setelah dikurangi dengan harga perangko, ongkos pembuatan dan ongkos lainnya kemudian disumbangkan kepada suatu badan amal yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
• Perangko Hari Sosial III (1960)
• Perangko Hari Sosial IV (1961)

Perangko untuk tujuan khusus
Selain perangko-perangko tersebut di atas masih ada perangko-perangko yang diterbitkan untuk tujuan khusus yaitu perangko pos kilat, perangko pos udara, perangko dinas, perangko ekspres, dan perangko pos udara ekspres. Perangko-perangko tersebut sudah tidak lagi berlaku dan tidak diterbitkan lagi.

Sejarah Perangko

Perangko pertama yang merupakan hasil gagasan Sir Rowland Hill diterbitkan di Inggris pada tanggal 6 Mei 1840, dan merupakan prangko pertama di dunia. Perangko tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Memuat gambar kepala Ratu Victoria.
• Dicetak dalam warna hitam.
• Memuat kata postage pada bagian atasnya.
• Memuat kata-kata one penny pada bagian bawahnya.
Mengingat warna tintanya hitam serta tulisan one penny yang menunjukkan harga nominalnya, perangko tersebut kemudian dikenal oleh masyarakat luas dengan julukan The Penny Black.
Kisah timbulnya gagasan untuk menerbitkan prangko oleh Sir Rowland Hill ternyata cukup menarik. Suatu ketika dilihatnya seorang pengantar menyerahkan sepucuk surat kepada seorang gadis. Sejenak setelah mengamati surat itu dengan teliti, gadis itu pun segera mengembalikan surat itu kepada pengantar pos dan menolak melunasi biaya pengiriman surat dengan alasan bahwa ia tidak punya uang.
Sir Rowland Hill mendekati gadis seraya bertanya apa sebab ia menolak menerima surat tersebut. Jawaban gadis tersebut ternyata mengejutkan. Surat yang ternyata datang dari kekasihnya itu memuat beberapa tanda/kode yang hanya diketahui oleh mereka berdua. Tanpa harus membuka surat itu pun gadis tersebut telah tahu apa sebenarnya maksud/isi surat. Jadi, buat apa ia harus susah-susah membayar ongkos kirim surat. Hal ini membuat Sir Rowland gusar, karena bila hal tersebut sering terjadi, alangkah ruginya dinas pos dan juga bagaimana nasib karyawan yang bekerja didalamnya. Selain kasus tersebut, yang membuat Sir Rowland juga memikirkan prangko adalah ketika Sir Rowland menekuni bidang perpajakan dan ilmu administrasi, sekaligus mengamati perkembangan sosial ekonomi di Inggris pada masa itu.
Pada tahun 1930, ketika negara Inggris berkembang menjadi negara industri, transportasi mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan. Jalan kereta api mulai membentang dari Barat ke Timur dan dari Utara ke Selatan. Pada waktu itu, Rowland Hill memikirkan bagaimana mendapatkan pemasukan uang untuk kaskerajaan dari pajak pengiriman surat-surat. Bahkan pikiran dari pajak pengiriman surat-surat. Bahkan pikiran Rowland Hill juga diganggu dengan pemberian hak bagi anggota Majelis Rendah dan Majelis Tinggi dalam parlemen untuk dapat mengirim surat secara cuma-cuma tanpa batas selain itu sistem pembayaran biaya pengiriman surat oleh penerima juga banyak merugikan dinas pos. Hal tersebut dilihat oleh Rowland Hill sebagai suatu pemborosan dan sangat merugikan kas kerajaan.
Oleh karena itu, pada tahun 1837 Rowland Hill mengajukan usul kepada parlemen yang antara lain mengemukakan hal-hal sebagai berikut.
• Ongkos pengiriman surat harus diturunkan, dengan turunnya ongkos pengiriman surat, diharapkan terjadi peningkatan jumlah surat yang dikirim.
• Untuk lebih merangsang masyarakat agar saling berkirim surat, perlu ditetapkan tarif pos yang seragam dengan tidak memandang jarak tempuh surat tersebut.
• Untuk menghindari penyalahgunaan biaya pengiriman surat, biayanya harus dibayar dimuka dengan menempelkan secarik kertas tanda pelunasan yang saat ini kita kenal sebagai prangko.
Pemikiran ini awalnya mendapat tentangan dari Parlemen. Namun empat tahun kemudian tepatnya pada tahun 1840 usul Rowland Hill diterima Parlemen. Dari sinilah kemudian lahir perangko, carik kertas kecil yang dipakai sebagai tanda pelunasan pengiriman surat.

Sumber : Wikipedia

Senin, 17 Januari 2011

Perangko

Perangko (Latin:franko) adalah secarik kertas berperekat sebagai bukti telah melakukan pembayaran untuk jasa layanan pos seperti halnya mengirim surat. Peranko ditempelkan pada amplop, kartu pos, atau benda pos lainnya sebelum dikirim. Pembayaran menggunakan perangko menjadi cara pembayaran yang paling populer dibanding cara lain, seperti menggunakan aerogram. Perangko pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 Mei 1840 di Britania Raya sebagai reformasi pos oleh Rowland Hill. Oleh karena itu sampai sekarang Britania Raya mendapat perlakuan khusus. Negara ini adalah satu-satunya negara yang tidak perlu mencantumkan nama negara di atas perangko.
Perangko pada hakekatnya adalah secarik kertas bergambar yang diterbitkan oleh pemerintah yang pada bagian belakang umumnya memuat perekat, sedangkan pada bagian depannya memuat suatu harga tertentu yang dimaksudkan untuk direkatkan pada kiriman pos. Dengan menempelkan perangko pada sepucuk surat berarti biaya pengiriman surat tersebut telah dilunasi oleh pengirim surat, dan sebagai imbalannya pos berkewajiban menyampaikan surat tersebut kepada alamatnya di tempat tujuan.
Kegiatan surat-menyurat dan sistem perposan sebenarnya sudah dikenal manusia sebelum dikenalnya perangko. Dan setiap pemerintahan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan sistem perposan. Sebagai contoh, Jalan Raya Anyer-Panarukan yang dibangun oleh gubernur jenderal Hindia Belanda (Herman Willem Daendels), dikenal dengan nama Jalan Pos Raya.

Sumber : Wikipedia

Senin, 03 Januari 2011

Pengertian Filateli

Filateli adalah aktivitas atau hobi mengumpulkan prangko dan benda-benda pos lainnya, seperti Sampul Hari Pertama. Pengumpulan benda-benda pos itu kebanyakan mengutamakan edisi lama, meski edisi baru juga ikut dikumpulkan. Semakin tua usia benda pos tersebut, maka harganya semakin tinggi. Di Indonesia, kegiatan Filateli mendapat dukungan dari PT Pos Indonesia. Di setiap kantor pos besar terdapat loket atau ruang filateli.

Sumber : Wikipedia